Rabu, 11 Februari 2009

Bungaku....


Sekarang ngak ngomoning kejahatan dulu ya..
Kemarin malam pas pulang kantor dari arah Pancoran..di perempatan Kuningan Saya tertarik oleh satu papan reklame yang cukup besar berdiri disana. Dalam reklame tersebut berisi iklan Malaysia yang mungkin dipasang untuk menarik orang2 yang melihatnya untuk mengunjungi Negara tersebut. Saya jadi berpikir kira-kira ada nga ya Iklan yang serupa mengenai Indonesia di luar negeri sana ( karena Saya sendiri blm pernah keluar negeri...), yang ditempatkan disalah satu tempat yang stategis dengan ukuran yang sama besar dengan yang dipasang Malaysia disini...??

Tapi yang menarik lagi dalam iklan tersebut ada satu gambar Bunga, kalo nga salah bunga rafflesia, yang dipasang disitu..Saya jadi berpikir lagi bukannya Bunga rafflesia itu miliknya Indonesia ya bunga khasnya Indonesia tercinta ini..tapi kok bisa ada di Iklannya Malaysia ya ??? Tolong koreksi kalo Saya salah ya...

Ya sudah cukup sekian aja informasinya..and bagi Anda-anda yang Ada di Jakarta dan lewat perempatan kuningan dari arah Pancoran mungkin bisa liat papan reklame tersebut...

Selasa, 10 Februari 2009

STIGMATISASI.....

Sekarang mo nulis apa ya.....Diposting yang kemaren udah tentang Kejahatan. Sekarang nulis soal Stigma aja ya...

Ada yang tau soal Stigma..??? Menurut Wikipedia.org Stigma itu berasal dari bahasa Yunani. Istilah ini berasal dari tanda-tanda yang dimiliki seseorang pada tubuhnya (bekas bakaran atau torehan) yang antara lain menandakan bahwa orang itu adalah budak penjahat, atau pengkhianat. Ia adalah orang yang catat moralnya dan karena itu harus dihindari, khususnya di tempat umum.Kata "stigma" juga dipergunakan dalam istilah "stigma sosial", yaitu tanda bahwa seseorang dianggap ternoda dan karenanya mempunyai watak yang tercela, misalnya seorang bekas narapidana yang dianggap tidak layak dipercayai. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Dalam Ilmu Kriminologi ada yang disebut Stigmatisasi, yaitu; pemberian cap jelek kepada seseorang yang pernah melakukan kejahatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita kadang kala hal ini sering kali terjadi, misalkan ada seseorang yang pernah melakukan kesalahan walaupun satu kali saja langsung Kita berikan cap jelek.

Padahal pemberian cap jelek atau stigmatisasi ini seharusnya tidak boleh terjadi, karena begini misalkan ada seorang mantan narapidana yang telah usai menjalani hukumannya lalu kembali lagi kemasyarakat dan masyarakat itu masih mencap orang itu sebagai penjahat maka tidak tertutup kemungkinan orang itu akan kembali melakukan kejahatannya, karena dia merasa memang dia cocoknya jadi penjahat. nah kalo udah kaya gini gimana orang itu mo tobat ???

Begitu juga dikehidupan sehari2 kita kalo memang ada seseorang melalukan kesalahan jangan langsung mencap jelek orang tersebut, karena hal itu tidak memberikan kebaikan orang tersebut malah akan membuatnya semakin terpuruk....

Yah seperti itu deh pengertian Stigma yang saya tahu.......
Ok cukup sekian..besok-besok lagi ya...

Senin, 09 Februari 2009

Apa Sih Kejahatan itu ??

Nga' gampang ya kalo kita mo nulis, kdang bingung mo nulis apa ya ? kalo dah tau mo nulis apa dateng lagi kebingungan laennya, gimananya cara nulisnya..edun euy...

sekarang ini Saya coba aja ya nulis..mudah2an berkenan sama yang baca..maap aja ya kalo bahasa yang Saya gunakan bukan sepenuhnya bahasa Indonesia yang baik...oke Saya mulai...

Disini Saya cuma mo nulis apa sih yang dimaksud dengan Kejahatan..Menurut beberapa ahli yang namanya kejahatan itu adalah " segala tindakan atau tingkah laku yang bertentangan dengan norma2 yang berlaku dimasyarakat. Norma2 tersebut dituangkan secara tertulis dalam suatu undang-undang. Kejahatan itu sendiri ada rumusnya yaitu ; Kejahatan = Niat + Kesempatan. Kejahatan terdiri dari 3 faktor yaitu ; tindakan kejahatan, pelaku dan korban.

Jadi kalo nga pengen jadi korban kejahatan jangan beri kesempatan ya......

Sementara Gitu aja dah ah...
(bersambung aje ya...ntar Saya cari dulu bahan2 kuliah Kriminoligi biar lebih manteb...)




Sabtu, 07 Februari 2009

Modus Operandi Perampokan Rumah


Salah satu jenis kejahatan yang terjadi di sekitar Kita adalah perampokan rumah. Dalam beberapa kasus para pelaku kejahatan ini tidak hanya melakukan aksinya di malam hari tapi juga pagi ataupun siang hari, dan biasanya dilakukan secara berkelompok. Dalam kelompok ini biasanya mereka mempunyai tugas masing2, ada masuk kedalam rumah untuk melakukan aksinya dan yang lainnya bertugas diluar memantau keadaan dan ada juga yang bersiap-siap dikendaraan yang digunakan untuk membawa hasil rampokan. Dalam melakukan aksinya ini para pelaku juga biasanya membawa senjata tajam yang digunakan untuk mengancam korbannya dan juga untuk melukai korbannya apabila melawan.
Berikut ini beberapa modus operandi perampokan yang biasa terjadi :
  1. Masuk kedalam rumah secara paksa dengan merusak kunci pintu atau jendela rumah yang tidak berteralis ataupun bisa juga masuk melalui atap rumah,
  2. Berpura-pura sebagai petugas dari instansi-instansi pemerintah yang sedang menjalankan tugasnya,
  3. Berpura-pura menjadi teman si Tuan Rumah yang sedang mencarinya (ini biasanya dilakukan apabila rumah tersebut hanya ada penjaga rumahnya),
  4. Ada juga yang berpura-pura menanyakan sesuatu seperti, menanyakan alamat,menanyakan kontrakan ataupun hal lainnya kepada orang yang ada dirumah.
Demikian beberapa modus yang sering digunakan oleh para pelaku perampokan rumah, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan adanya modus-modus lain yang digunakan karena yang namanya kejahatan juga berkembang mengikuti keadaan yang ada..

Jadi seperti yang selalu di bilang sama Bang Napi....waspadalah...waspadalah....!!!!!!

Rabu, 17 Desember 2008

Tips Orangtua Jika Mengetahui Anak Menyalahgunakan Narkoba
Oleh: bnn [04 Agustus 2006, 09:52 WIB]
Fenomena penyalahgunaan Narkoba menjadi pembicaraan semua pihak, khususnya orang tua. Perang terhadap Narkoba telah dikumandangkan. Orang tua menjadi sangat khawatir dengan pergaulan anak-anaknya. Kekhawatiran ini membuat para orang tua atau pihak yang merasa bertanggung jawab terhadap masa depan remaja dan pemuda mulai mendirikan LSM anti Narkoba dan panti rehabilitasi untuk ketergantungan Narkoba. Seminar, sarasehan, kelompok studi tentang narkoba dan penanggulangannya sudah sangat banyak dilakukan, termasuk melatih dan merekrut sejumlah orang untuk menjadi tenaga penyuluhan untuk memerangi Narkoba. Di pihak lain, pengedar tampaknya semakin menjadi-jadi, bahkan mengedarkan narkoba sampai kepada pelajar SD.


Fenomena penyalahgunaan Narkoba menjadi pembicaraan semua pihak, khususnya orang tua. Perang terhadap Narkoba telah dikumandangkan. Orang tua menjadi sangat khawatir dengan pergaulan anak-anaknya. Kekhawatiran ini membuat para orang tua atau pihak yang merasa bertanggung jawab terhadap masa depan remaja dan pemuda mulai mendirikan LSM anti Narkoba dan panti rehabilitasi untuk ketergantungan Narkoba. Seminar, sarasehan, kelompok studi tentang narkoba dan penanggulangannya sudah sangat banyak dilakukan, termasuk melatih dan merekrut sejumlah orang untuk menjadi tenaga penyuluhan untuk memerangi Narkoba. Di pihak lain, pengedar tampaknya semakin menjadi-jadi, bahkan mengedarkan narkoba sampai kepada pelajar SD.

Anak kita terperangkap penyalahgunaan Narkoba tentu saja tidak terlepas dari masalah yang mendorongnya, seperti terpengaruh teman sebaya atau lingkungan di mana dia bergaul atau karena tidak harmonisnya hubungan antara anak dan orang tua sehingga si anak melakukan pelarian dengan mengkonsumsi Narkoba.

Bagi remaja, hubungan teman sebaya meluas dan menduduki peran utama pada kehidupan mereka. Teman sebaya secara tipikal menggantikan peran keluarga sebagai hal utama untuk sosialisasi dan aktivitas waktu luang. Remaja memiliki hubungan teman sebaya yang bervariasi dan membuat norma dan system nilai yang berbeda. Faktor resiko teman sebaya dapat digambarkan sebagai berikut : Berhubungan dengan teman sebaya yang menggunakan obat-obatan memiliki kecenderungan yang besar juga menggunakan obat-obatan. Tekanan negatif dari teman sebaya dapat menjadi resiko tersendiri. Contoh anak yang sebenarnya berasal dari keluarga baik-baik, mendapat nilai baik di sekolah dan tinggal di lingkungan yang baik pula, namun akhirnya terperangkap mengkonsumsi narkoba karena pengaruh temannya.

Berikut tips yang barangkali berguna bagi orang tua yang redaksi sarikan dari buku Penanggulangan Terpadu Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Masyarakat di DKI Jakarta:

Berusahalah tenang. Kendalikan emosi, marah, tersinmggung atau rasa bersalah tidak ada gunanya.
Jangan tunda masalah. Hadapilah kenyataan itu. Adakan dialog terbuka dengan anak dengan sikap tenang. Kemukakan apa yang Anda ketahui, tidak dengan cara menuduh. Jangan pada saat ia masih berada dalam pengaruh Narkoba.
Dengarkan anak dan beri dorongan nonverbal kepadanya. Dialog dengan anak merupakan kunci pemecahan masalah. Jangan rendahkan harga dirinya. Buatlah agar ia merasa aman dan nyaman berbicara dengan Anda.
Jika ia mau mengakui hal itu, hargailah kejujurannya. Anda pun perlu bersyukur karena dapat menciptakan keterbukaan itu.
Jujur terhadap diri sendiri. Beri contoh sikap jujur dan terbuka. Mau mengakui kelemahan dan kesalahan sendiri. Jangan membela diri atau merasa diri benar. Saling memaafkan untuk kesalahan sikap, kata-kata atau perbuatan di masa lalu yang menyakitkan orang lain.
Jika perlu minta bantuan pihak ketiga , jika sulit mengendalikan emosi, minta bantuan pihak ketiga yang dapat melakukan pendekatan yang lebih baik.
Tingkatkan hubungan dalam keluarga teliti hubungan dengan anak/anggota keluarga lain. Selesaikan konflik pribadi yang ada. Rencanakan rekreasi dengan anak atau anggota kelurga lain.
Bangun kehidupan berdisiplin, untuk menjauhkan anak dari lingkungan di mana Narkoba digunakan.
Cari Pertolongan tenaga profesi, pusat pengobatan atau rehabilitasi. Dengan atau tanpa seizin anak, berkonsultasilah kepada tenaga ahli.
Pendekatan kepada orangtua teman anak pemakai Narkoba, kunjungi orangtua teman anak Anda yang menggunakan Narkoba pada waktu yang tepat. Ungkapkan apa yang Anda ketahui dengan hati-hati dan bijaksana. Ajaklah bekerjasama menghadapi masalah itu.
Lalu bagaimana caranya agar orangtua dapat mencegah penyalahgunaan Narkoba di rumah? Berikut Tipsnya:

1. Menjadi teladan atau role model dalam budaya anti-Narkoba, anti kekerasan dan disiplin diri:


Orangtua yang juga menyalahgunakan narkoba tidak memiliki wibawa terhadap anaknya untuk juga tidak menggunakannya.
Perlihatkan kemampuan orangtua untuk berkata tidak dan untuk meminta tolong jika perlu
Tidak menggunakan cara kekerasan (tindakan dan kata-kata) terhadap anak dan orang lain. Hormati hak-hak asasi anak dan orang lain. Perlakukan anak atau orang lain dengan adil dan bijaksana.
Hidup secara tertib dan teratur.
2. Membantu anak mengembangkan kemampuan menolak tekanan kelompok sebaya untuk menggunakan Narkoba atau terlibat dalam kekerasan:


Beritahu anak mengenai haknya melakukan hak yang cocok bagi dirinya didasari rasa tanggung jawab, sehingga jika ada teman yang memaksa atau membujuk, ia berhak untuk menolaknya.
Bimbing anak mencari kawan sejati, yang tidak menjerumuskan dirinyaa dalam hal yang merugikan atau merusak.
Ajarkan anak menolak tawaran penyalahgunaan Narkoba.
Mengetahui jadwal kegiatan anak dan siapa kawan-kawannya.

3. Mendukung kegiatan anak yang sehat dan kreatif:


Mendukung kegiatan anak di sekolah, berolahraga, memiliki hobi, bermain musik, dan lain-lain tanpa menuntut anak agar berprestasi atau menang.
Orangtua melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan anak. Anak sangat menghargai saat-saat orangtua melibatkan diri dalam kegiatan mereka.
4. Membuat kesepakatan bersama tentang norma dan peraturan :


Anak ajar hidup yang teratur. Dorong anak belajar bertanggung jawab dengan menetapkan aturan bagi perilaku atau kegiatannya sehari-hari. Termasuk tidak menyalahgunakan Narkoba.
Tetapkan hal itu secara adil dan tuliskan peraturan-peraturan itu
TIPS TIDAK TERJERUMUS NARKOBA
Oleh: Media Indonesia / Humas BNN [11 April 2007, 14:44 WIB]
Peredaran Narkoba ibarat jamur di musim hujan. Tidak hanya ditempat-tempat hiburan, saat ini sudah tersebar di lingkungan perumahan, bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana cara menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus ke lembah maksiat itu. Berikut beberapa tips untuk menghindarinya.



Peredaran Narkoba ibarat jamur di musim hujan. Tidak hanya ditempat-tempat hiburan, saat ini sudah tersebar di lingkungan perumahan, bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana cara menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus ke lembah maksiat itu. Berikut beberapa tips untuk menghindarinya, antara lain :

1. Dapatkan informasi mengenai bahaya Narkoba dari koran, majalah, seminar,
dll.

2. Persiapkan mental untuk menolak jika ditawarkan. Kuatkanlah tekadmu untuk
menolaknya.

3. Belajar berkata "TIDAK" , kalau mendapat tawaran Narkoba. Siapkan alasan
yang dapat dipakai, dan alihkan pembicaraan jika kamu mulai disudutkan.
Namun, bila teman terus memaksa, segera tinggalkanlah tempat itu. Carilah
teman baru yang ''''bersih'''' dari Narkoba.

4. Milikilah cita-cita dalam hidup,sehingga hidupmu akan memiliki arah.

5. Lakukanlah kegiatan positif yang dapat menolong kamu untuk menjadi lebih
mandiri, percaya diri, serta menyalurkan hobi serta berprestasi.

Selain itu, agar tidak terjerumus Narkoba, diperlukan pendekatan kognitif dari orang tua, sekolah, dan guru. Pendekatan kognitif merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi persepsi negatif tentang diri sendiri dengan cara mengubah kesalahan berpikir dan keyakinan diri yang keliru.

Selanjutnya, mengajarkan cara pengendalian tingkah laku yang tidak dikehendaki. Dengan memberikan tindakan preventif, anak dapat dibimbing berpikir positif. Namun, jika anak sudah terlanjur terlibat Narkoba, maka sebaiknya orang tua tidak "meninggalkan" mereka dalam upaya penyembuhan sendiri, tetapi harus terlibat sepenuhnya agar pecandu mendapat dukungan moril.

Pecandu yang telah keluar dari rehabilitasi sangat dianjurkan untuk mengikuti program lanjutan agar dampak ingatan dari Narkoba tidak menimbulkan masalah lanjutan.
Modus Penipuan Baru
Tebar Amplop Berisi Dokumen

BOGOR - Kini masyarakat harus waspada. Pasalnya, ada modus penipuan baru di Kota Bogor. Warga Kelurahan Gunungbatu RT 03/11 Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Jacky Wijaya (50) nyaris menjadi korban penipuan, Jumat (28/11). Beruntung dia cepat tersadar, sehingga tidak menjadi korban.

Bagaimana modus penipuan baru itu terjadi? Awalnya, Jacky menemukan amplop berwarna cokelat yang tergeletak di Jalan Raya Pajajaran, tak jauh dari simpang Tugu Kujang. Amplop tersebut bertuliskan dokumen penting.
Merasa penasaran dengan isi amplop, Jacky langsung membukanya. Betapa terkejutnya dia saat melihat isi amplop itu berisi surat-surat penting, seperti surat izin usaha perusahaan (SIUP) atas nama PT Mico Graha Pavindo.

Dalam SIUP itu tertulis sebagai Direktur Utama Lumaksono Tri Sardjono asal Surabaya. Ada pula surat keterangan tanah yang dikeluarkan Badan Pertanahan Kabupaten Manokwari dan cek senilai Rp4,7 miliar. Tak hanya itu, dalam amplop juga terdapat foto Lumaksono yang sedang bersalaman dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

”Dokumen penting dan foto SBY yang bersalaman dengan Lumaksono itu membuat saya percaya kalau dia seorang pengusaha atau orang hebat,” ungkap Jacky. Lantaran ingin mengembalikan dokumen tersebut, Jacky menghubungi nomor 081230553900 yang tertera di amplop. Nomor itu ternyata aktif, sehingga percakapan seorang lelaki yang mengaku bernama Lumaksono pun terjalin.

Orang yang dihubungi itu mengucapkan terima kasih dan meminta mengirimkan langsung amplop penting itu kepadanya di Surabaya Jawa Timur.
Untuk keperluan ongkos ke Surabaya, Lumaksono berjanji memberikan uang Rp20 juta sebagai ucapan terima kasih kepada Jacky. Tidak hanya itu, Jacky juga dijanjikan mendapatkan bonus Rp100 juta. Mengirimkan uang itu, Lumaksono meminta Jacky ke ATM agar proses transfer uang bisa dilakukan.

Mendapat tawaran itu, Jacky tergiur dan pergi ke ATM dengan harapan bisa mendapatkan uang yang dijanjikan. Setibanya di ATM, Jacky dipandu Lumaksono melakukan transaksi menggunakan bahasa Inggris. Di tengah proses transaksi, Jacky sempat curiga lantaran uang yang ada di ATM-nya diminta ditransfer ke nomor rekening Lumaksono.

Sadar dirinya nyaris ditipu, Jacky menghentikan proses transaksi di ATM itu dan memaki-maki Lumaksono. Mendengar omelan Jacky, tiba-tiba Lumaksono langsung menutup telepon. “Saya mulai curiga waktu dia menyuruh mentransfer semua uang yang ada di ATM saya,” kata Jacky.

Beruntung dia keburu sadar. Uang dalam ATM pun bisa diselamatkan. Jacky langsung memaki-maki orang itu. Pelaku malah menutup teleponnya. “Saya juga curiga sama foto dia dan Pak SBY. Saya menduga foto itu direkayasa oleh Lumaksono,” ujar Jacky.

Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat yang menemukan amplop berisi dokumen penting, termasuk cek dan foto seseorang dengan Persiden SBY, agar berhati-hati dan jangan mudah percaya. Karena saat bertransaksi di ATM yang dijanjikan akan menerima uang, justru akan menjadi korbannya. Menurut Jacky, orang itu sengaja membuang amplop di tengah jalan agar mudah ditemukan orang lain untuk menghubungi pelaku.

Informasi yang diperoleh Radar Bogor, modus penipuan gaya baru ini sudah memakan korban. Pada 7 November 2008, satu orang warga Kabupaten Bogor bernama Neneng dan satu orang lainnya warga Cianjur bernama Syahlan telah menjadi korban penipuan tebar dokumen penting ini.

Dengan modus yang sama, korban (Neneng) mengalami kerugian Rp15 juta dan Syahlan menderita kerugian Rp7 juta. Awalnya, kedua korban ini juga menemukan amplop cokelat berisi dokumen penting.

Keduanya berniat mengembalikannya dan juga dipandu pelaku dengan iming-iming mendapatkan uang ratusan juta sebagai balas jasa. Bukannya uang jasa yang diperoleh, malahan uang di ATM korban amblas berpindah ke rekening pelaku. (dra)

From Radar Bogor 29-11-2008 03:32 WIB


Blogger Indonesia